Issue faktor dominan apa yang menyebabkan besarnya perbedaan tagihan rawat inap antara rumah sakit; telah lama menjadi topik pembahasan antar instansi terkait., misalnya antara Berbagai organisasi atau instansi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Pemilik rumah sakit, PT.. ASKES Indonesia, PT.. Jamsostek, dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sering kali membahas masalah tersebut.. Beberapa faktor dominan yang dibahas telah diketahui meliputi faktor rumah sakit (Feldstein, 1971; Sloan,1976), faktor dokter yang merawat (Sulastomo, 1997; Gani A, 1993; Dalyono,1998; Yacobalis S, 1993), dan faktor pasien (Thabrany H H.,1997).. Di samping itu, faktor bauran kasus (case mix) turut berperan sebagai faktor yang memberikan kontribusi terhadap variasi besarnya tagihan rawat inap (Aron, 1984)..
Penghasilan yang rendah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi pasien terhadap tarif dan mempengaruhi kesanggupan membayar yang terbanyak berkisar satu sampai tiga juta (75%). Selain itu ada beberapa pasien menempati ruangan yang tidak sesuai dengan yang diinginkan karena penuh, ditambah lagi perbedaan tarif kelas II yang hampir tiga kali lipat dari tarif kelas III. Sementara mahalnya tarif jasa medis, obat-obatan, penunjang medis, alat kesehatan, tindakan medis dan administrasi dipengaruhi tingkat beratnya penyakit, dan lamanya hari rawat disamping alat teknologi dan obat-obatan yang masih impor.
- Pengaruh faktor dokter terhadap tagihan rawat inap lebih besar dibandingkan dengan pengaruh faktor rumah sakit
- Pengaruh faktor pasien terhadap tagihan rawat inap lebih besar dibandingkan dengan pengaruh faktor rumah sakit
- Kontribusi faktor bauran kasus terhadap variasi tagihan rawat inap adalah lebih dari 50%, atau dengan perkataan lain kontribusi gabungan faktor rumah sakit, faktor pasien, dan faktor dokter adalah kurang dari 50%..
- Tagihan rawat inap penyakit yang disertai penyakit penyerta lebih tinggi 30% dibandingkan dengan tagihan rawat inap yang tidak disertai penyakit penyerta..
- Tagihan rawat inap penyakit yang disertai penyulit lebih tinggi 30% dibandingkan dengan tagihan rawat inap yang tidak disertai penyulit..
- Tagihan rawat inap pasien umur <18>
- Tagihan rawat inap pasien umur >55 tahun lebih tinggi dibandingkan dengan tagihan rawat inap pasien umur antara 18-55 tahun..
- Tagihan rawat inap pasien yang dibayar perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan tagihan rawat inap tagihan rawat inap yang dibayar PT ASKES
- Tagihan rawat inap pasien yang membayar sendiri lebih tinggi dibandingkan dengan tagihan rawat inap yang dibayar PT.ASKES
- Tagihan rawat inap pasien kelas I lebih dari dua kali dibandingkan tagihan rawat inap dengan pasien kelas III.
- Tagihan rawat inap pasien kelas II lebih dari satu kali dibandingkan dengan tagihan rawat inap pasien kelas III.
- Tagihan rawat inap di rumah sakit swasta lebih tinggi dibandingkan dengan tagihan rawat inap rumah sakit pemerintah.
- Tagihan rawat inap di rumah sakit kelas B lebih tinggi dibandingkan dengan tagihan rawat inap rumah sakit kelas kelas C.
- Tagihan rawat inap rumah sakit yang memiliki fasilitas obat di unit rawat inap lebih rendah dibandingkan dengan tagihan rawat inap rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas obat di unit rawat inap.
- Tagihan rawat inap bagi pasien yang dirawat oleh dokter tamu purna waktu lebih tinggi dibandingkan dengan tagihan rawat inap yang dirawat dokter organik.
- Tagihan rawat inap pasien yang dirawat oleh dokter tamu paruh waktu lebih tinggi dibandingkan dengan tagihan rawat inap yang dirawat dokter organik.
- Tagihan rawat inap pasien yang dirawat oleh dokter konsulen lebih tinggi dibandingkan dengan tagihan rawat inap yang dirawat oleh dokter spesialis.
- Makin lama pasien dirawat, makin rendah tagihan per hari rawat.
0 comments:
Post a Comment